Presiden RI Prabowo Subianto mengucapkan terima kasih kepada Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) atas kerja sama terkait rumah sakit (RS) lapangan di Rafah dan Gaza, Palestina.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih dalam rangka memberi bantuan kemanusiaan, UEA mengajak kami dan tim kesehatan kami bekerja sama dengan RS lapangan UEA di Rafah, Gaza,” ujar Presiden Prabowo.
Hal tersebut disampaikan Prabowo dalam pertemuannya dengan Presiden MBZ, di Qasr Al Watn, Abu Dhabi, Sabtu (23/11), sebagaimana tayangan video yang diterima di Jakarta, Ahad.
Prabowo menyatakan sangat berterima kasih atas ajakan UEA dalam kerja sama itu.
Adapun dalam berbagai kesempatan sebelumnya Prabowo Subianto menyatakan sikap Indonesia yang mendesak gencatan senjata segera dilakukan di Gaza.
Hal itu sempat diutarakan Prabowo dalam forum KTT G20 di Brasil, termasuk saat berkunjung menemui sejumlah pemimpin negara besar.
Sementara itu, dalam pertemuan dengan Prabowo, Presiden MBZ menyatakan bangga atas hubungan UEA dengan Indonesia.
Presiden MBZ menyampaikan hubungan kedua negara sudah berlangsung lama. Ia optimistis hubungan akan semakin baik ke depan.
“Hubungan kita bukan baru dimulai hari ini. Kita sudah saling mengenal sekian tahun dan saya bangga dengan hubungan ini. Insyaallah hubungan ini semakin membaik dan berkembang bagi kedua bangsa dan negara di tahun-tahun mendatang,” ujar MBZ.
Keluhan PBB
PBB mengeluhkan tindakan Israel yang hanya membolehkan sepertiga dari misi kemanusiaan yang direncanakan, masuk ke Gaza selama seminggu terakhir, sementara krisis kemanusiaan di wilayah terkepung itu semakin memburuk akibat musim dingin.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melaporkan bahwa dari 129 misi yang direncanakan, hanya sekitar sepertiga yang disetujui oleh otoritas Israel, menurut juru bicara PBB Stephane Dujarric seperti dikutip Anadolu, Sabtu.
Sementara sisa dari misi itu, ditolak, dihalangi atau dibatalkan karena alasan keamanan atau logistik, tambahnya.
“Dengan musim dingin yang semakin dekat, rakyat Palestina di seluruh Jalur Gaza sangat membutuhkan tempat perlindungan yang memadai untuk melindungi mereka dari hujan dan dingin. “Mitra kami mendistribusikan tenda dan terpal secepat mungkin, tetapi hanya sebagian kecil dari pasokan yang dibutuhkan yang diizinkan masuk ke Gaza,” kata Dujarric.
Ratusan ribu warga Palestina saat ini tinggal di tenda-tenda sementara atau gedung-gedung yang rusak, terutama di Gaza utara, dimana perang Israel masih berlangsung dan blokade telah meningkatkan pengungsian dan kebutuhan kemanusiaan, tambahnya.
Menurut data terbaru PBB, lebih dari 36.000 terpal dan 58.000 alat penyegel telah diperoleh namun masih tertahan di luar Gaza, menunggu persetujuan masuk.
“Persediaan ini bermanfaat bagi lebih dari 76.000 keluarga, atau sekitar 400.000 orang,” kata Dujarric.
PBB dan sejumlah organisasi kemanusiaan telah berulangkali meminta akses tanpa hambatan untuk mengirimkan bantuan ke Gaza, memperingatkan akan konsekuensi yang buruk bagi penduduk sipil jika akses tetap dibatasi.
Israel melancarkan perang genosida di Jalur Gaza menyusul serangan Hamas tahun lalu, yang menewaskan lebih dari 44.000 orang, dan melukai 104.000 lainnya.
Israel menghadapi kasus genosida di Mahkamah Pidana Internasional atas perang mematikannya di Gaza.
Mahkamah Pidana Internasional pada Kamis mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk kepala otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan mantan kepala otoritas pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang di wilayah Palestina, termasuk Gaza.
Source : republika.co.id
Leave a Reply